Pengantar
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri.
Pada umumnya para ahli sepakat bahwa unsur intrinsik terdiri atas:
a. Tokoh
b.Penokohan
c. Perwatakan Tokoh
d.Tema
e. Amanat
f. Latar/Seting
g.Alur
h.Sudut pandang
A. TOKOH
Yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Macam tokoh dalam cerita :
a. Tokoh utama/sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
Tokoh utama/ sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai tak positif/negatif
Tokoh tambahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh tambahan atau tak utama dibedakan menjadi tiga, yaitu
a. Tokoh pembantu tokoh utama adalah tokoh yang menjadi kepercayaan tokoh protagonis atau antagonis).
b. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.( tokoh pembantu )
c. Tokoh figuran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja
B. PENOKOHAN/PERWATAKAN
Yang dimaksud penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada beberapa metode penyajian watak tokoh, yaitu
a. Metode analitis/langsung. Yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
b. Metode dramatik/taklangsung/ragaan. Yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
c. Metode kontekstual. Yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang.
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM., ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu
· Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
· Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
· Melalui penggambaran fisik tokoh.
· Melalui pikiran-pikirannya
· Melalui penerangan langsung.
Istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh atau perwatakan, sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.
C. ALUR
Alur adalah urutaan atau rangkaian peristiwa dalam cerita rekaan. Urutan peristiwa dapat tersusun berdasarkan tiga hal, yaitu
a. Berdasarkan urutan waktu terjadinya. (kronologis )kejadian disebut alur linear
b. Berdasarkan hubungan kausalnya/sebab akibat. Alur berdasarkan hubungan sebab-akibat disebut alur kausal.
c. Berdasarkan tema cerita. Alur berdasarkan tema cerita disebut alur tematik.
Pola umum alur cerita adalah
a. Bagian awal
1. Paparan/eksposisi
2. rangkasangan
3. gawatan
b. Bagian tengah
4. tikaian /konflik
5. rumitan /komplikasi
6. klimaks/puncak ketegangan
c. Bagian akhir
7. leraian /antiklimaks
8. selesaian
Macam Alur :
Pada umumnya orang membedakan alur menjadi dua, yaitu 1)alur maju dan 2)alur mundur. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian.
Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian.
Secara lebih lengkap dapat dikatakan bahwa ada tiga macam alur, yaitu
a. alur berdasarkan urutan waktu
b. alur berdasarkan urutan sebab-akibat
c. alur berdasarkan tema. Cerita yang beralur tema setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri sehingga bila salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Pembagian seperti itu sebenarnya hanyalah salah satu pembagian jenis alur yaitu pembagian alur berdasarkan urutan waktu. Secara lebih lengkap dapat dikatakan bahwa ada tiga macam alur, yaitu
d. alur berdasarkan urutan waktu
e. alur berdasarkan urutan sebab-akibat
f. alur berdasarkan tema. Dalam cerita yang beralur tema setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Beberapa istilah alur lain adalah:
1. Alur bawahan adalah alur cerita yang ada di samping alur cerita utama.
2. Alur linear adalah rangkaian peristiwa susul-menyusul secara temporal.
3. Alur balik atau alur sorot balik atau flash back.
4. Alur datar adalah alur yang tidak ada perkembangan cerita dari gawatan, klimaks sampai penyelesaian.
5. Alur menanjak adalah alur yang jalinan peristiwanya semakin lama semakin menanjak atau rumit.
D.LATAR/SETING
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.
MACAM LATAR
Latar dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Latar fisik/material. Latar fisik adalah tempat dalam ujud fisiknya (dapat dipahami melalui panca indra).
Latar fisik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Latar netral, yaitu latar fisik yang tidak mementingkan kekhususan waktu dan tempat.
b. Latar spiritual, yaitu latar fisik yang menimbulkan dugaan atau asosiasi pemikiran tertentu.
2. Latar sosial. Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikap, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain.
Fungsi latar :
1. memberikan informasi situasi sebagaimana adanya
2. memproyeksikan keadaan batin tokoh
3. menciptakan suasana tertentu
4. menciptakan kontras
E. TEMA DAN AMANAT
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Jenis tema antara lain : didaktis, sosiologis, kepahlawanan, dll
F. SUDUT PANDANG (POINT OF VIEW)
Macam sudut pandang :
1. Pencerita orang pertama (akuan).
Sudut pandang orang pertama adalah cara menceritakan tokoh, pencerita terlibat langsung mengalami peristiwa-peristiwa cerita. Gaya penceritaan akuan dibedakan menjadi dua, yaitu
- Pencerita akuan sertaan, yaitu pencerita menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.
2. Pencerita akuan taksertaan, yaitu pencerita tidak terlibat menjadi tokoh sentral
3. Pencerita orang ketiga (diaan).
Sudut pandang orang ketiga adalah pencnerita tidak terlibat dalam peristiwa-peristiwa cerita. Sudut pandang orang ketiga ini disebut juga gaya penceritaan diaan. Gaya pencerita diaan dibedakan menjadi dua, yaitu
- Pencerita diaan serba tahu, yaitu pencerita diaan yang tahu segala sesuatu tentang semua tokoh dan peristiwa dalam cerita. Tokoh ini bebas bercerita dan bahkan memberi komentar dan penilaian terhadap tokoh cerita.
- Pencerita diaan terbatas, yaitu pencerita diaan yang membatasi diri dengan memaparkan atau melukiskan lakuan dramatik yang diamatinya. Jadi pencerita hanya melaporkan apa yang dilihatnya saja.
G. GAYA PENCERITAAN/GAYA BAHASA
0 komentar:
Posting Komentar