skip to main | skip to sidebar

Sumber Belajar Bahasa Indonesia

Berlatih dan Berbagi

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • Bin 7
  • Bin 8
  • Bin 9

Selasa, 04 Oktober 2011

FRASE, KATA, DAN KALIMAT

Diposting oleh SUMBER BELAJAR di 19.28 Label: Ketatabahasaan
A.   Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu
a.  Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b.  Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu     selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.

 B.   Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O),dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1.       Berdasarkan unsur intinya
2.       Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat
3.       Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat

C.   Kalimat

a.    Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
             Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.

b.   Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.
1.    Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
    Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.
    Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
2.   Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
   Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.
   Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
3.   Pola kalimat III = kata benda-kata benda
   Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal  atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
4.   Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial

         D.   Jenis Kalimat
         1.  Kalimat Tunggal
         Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal
Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok.
Adik minum susu.
Ibu menyimpan uang di dalam laci.
S-P
S-P-O
S-P-O-K
   
   2. Kalimat Majemuk
    Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
    a.   Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga     perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
     Misalnya:       Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
     Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
    (subjek pada kalimat pertama diperluas unsure predikatnya)
        b.       Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya:   Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
                    Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1)       Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Cirinya  menggunakan kata tugas koordinatif. Macam kalimat majemuk setara dibedeakan atas:
a.   Kalimat majemuk setara menggabungkan.:
    Kata tugas yang digunakan :   dan, serta,  lagipula, dan sebagainya.
   Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b.Kalimat majemuk serta memilih. Kata tugasyang dipakai: atau, baik, maupun.
        Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Kata tugas yang dipakai: tetapi, melainkan.
        Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
     d.Kalimat majemuk setara menegaskan. Kata tugas yang digunakan : bahkan
        Contoh : Ia sangat pandai bahkan ia selalu membantu temannya.

2) Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya:       Diakuinya  hal itu
                                P             S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
                              anak kalimat pengganti subjek
b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya:       Katanya begitu
 Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu                 
                           anak kalimat pengganti predikat

b.            Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu.
                     S             P                            O
                        Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
( anak kalimat pengganti objek)
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya:       Ayah pulang malam hari
                            S        P             K
Ayah pulang ketika kami makan malam
                        anak kalimat pengganti keterangan
3)           Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda
Ketika ia duduk minum-minum,
                     pola bawahan
        datang seorang pemuda berpakaian bagus
                     pola atasan I
       datang menggunakan kendaraan roda empat
                    pola atasan II

5. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan  pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan tepat.
  Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
  Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
  Tepat     : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1  kontaminasi= merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah
contoh:
  diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)
 memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)
  sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)
  saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)
  Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  sekolah mengadakan pentas seni (salah)
2.  pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh :
  para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
  para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
  banyak siswa-siswa (banyak siswa)
  saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
  agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
  disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3.       tidak memiliki subjek
contoh:
  Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
  Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4.       adanya kata depan yang tidak perlu
  Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.
  Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
  Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.


5.       salah nalar
  waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
  Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
  Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
  Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
  Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
 Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
  Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6.       kesalahan pembentukan  kata
mengenyampingkan seharusnya menyampingkan  begitu pula memperhatikan menjadi memerhatikan
  menyetop seharusnya menstop
  mensoal seharusnya menyoal
  ilmiawan seharusnya ilmuwan
  sejarawan seharusnya ahli sejarah
7.       pengaruh bahasa asing
  Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
  Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
  Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8.       pengaruh bahasa daerah
  … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
  … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
  Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
.
E.       Konjungsi
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
1.        Konjungsi antarklausa
   a. Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
b. Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
2. Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
   3. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.



Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Pengunjung Online

Artikel

  • Apresiasi Cerpen (1)
  • Apresiasi Puisi (1)
  • BIN 7 (1)
  • BIN 8 (14)
  • BIN 9 (2)
  • Drama (1)
  • Fakta Opini (1)
  • Kebahasaan (2)
  • Kesastraan (6)
  • Ketatabahasaan (3)
  • Majas (1)
  • Menulis (1)
  • Pidato (1)
  • Surat (1)

Bahan Ajar Terminati

  • KONJUNGSI DALAM BAHASA INDONESIA
    Konjungsi Konjungsi =kata penghubung=kata sambung Fungsi konjungsi menghubungkan : 1. kata dengan kata 2.kalimat dengan kalimat 3. paragraf...
  • UNSUR EKSTRINSIK KARYA SASTRA
    Unsur Ektrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan ata...
  • UNSUR-UNSUR INTRINSIK KARYA SASTRA PROSA
      Pengantar Unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Pada umum...
  • PENGEMBANGAN RPP KELAS VIII SM GENAP
    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 1-12 ) Sekolah                         : SMPN   Mata Pelajaran             : Bah...
  • Contoh : Menulis Rangkuman Isi Buku
    Standar Kompetensi: 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks, berita, slo gan/poster. Kompetensi Dasar: 12.1. Menulis ran...
  • Langkah Merefleksi Puisi
    Langkah merefleksi puisi ( memparafrase/memprosakan puisi) Carilah kata-kata bermakna konotasi/kata bermakna kias/makna lain/makna bu...
  • BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ULANGAN TENGAH SEMESTER SEMESTER GENAP ( PAKET C )
    1.        (1) Udara di Malang terasa dingin. (2) Kali ini dinginnya melebihi hari-hari sebelumnya. (3) dinginnya udara di Bogor mencapai 24...
  • Contoh Penulisan Unsur Surat Resmi
    1 .  Kepala Surat    PEMERINTAH  KOTA  M...
  • UKK BIN PAKET B 2012
    ( Bacalah penggalan cerpen di bawah ini dengan cermat untuk soal nomor 1, 2, dan 3 )! Tapi itu pasti salah, mereka terjebak dalam dunia y...
  • Contoh : Cerpen Menarik untuk Pembelajaran Karakter
    Selamat Pagi Pak Guru! (Cerpen oleh : Ramdhani Nur) Yah, inilah dunia yang diciptakan Pak Guru pada generasinya. Menghormati dan menyayan...

Buku Tamu

Followers


KELAS BINAAN 1

KELAS BINAAN 2

KELAS BINAAN 3

Statistik Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Belajar Mendongeng

Mengenai Saya

Foto saya
SUMBER BELAJAR
Malang, Jawa Timur, Indonesia
Sumber Belajar adalah alternatif media belajar bagi para siswa tentang mata pelajaran bahasa Indonesia yang dipilih dari berbagai sumber dengan topik-topik yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
Lihat profil lengkapku

PENGEVIEW TIDARVI


Piketnol Jembatan Lawas

Cari Blog Ini

 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Shies Adja | Shies Adja